Medan – (Familydutapost.com)-Adalah seorang mantan Atlit Nasional memberi kesan tentang Media Center PON XXI Saya sudah meliput perhelatan Pekan Olahraga Nasional sejak tahun 1993, SEA Games, Asian Games bahkan Olimpiade, belum ada yang sebagus ini,” ungkap Agus Baharuddin (62), seorang jurnalis senior yang telah 30 tahun berkarier di dunia jurnalistik.
Agus mengungkapkan sepanjang dirinya mengikuti berbagai event PON, perhelatan PON XXI di Sumatera Utara adalah yang terbaik, bahkan terbaik sepanjang sejarah PON di Indonesia. “Bahkan event ini sudah berstandar SEA Games,” ujarnya saat diwawancari Senin (16/9/2024).
Ia menilai berbagai fasilitas di media senter utama berlokasi di Hotel Santika, telah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan para wartawan yang meliput event PON XXI di Sumut.
Mulai dari arena yang sangat luas mampu menampung 200 hingga 300 orang jurnalis. saluran telp, internet hingga urusan konsumsi.
“Wartawan tidak perlu capek-capek mencari makan di luar. media informasi juga sudah cukup baik. Bahkan wartawan bisa memonitor pertandingan dari media center. Ditambah lagi arena rileksasi seperti kursi pijat hingga hiburan sambil kerja dengan life musik,” ungkap jurnalis senior olahraga ini.
Agus yang pernah bekerja 20 tahun sebagai wartawan Suara Pembaharuan, dilanjutkan jurnalis di kantor berita Antara, Koran Tempo dan Saber Pungli, mengenang bagaimana dulu saat meliput PON dirinya harus bergantian mengetik karena terbatasnya sarana.
“Dulu pernah waktu meliput PON kita sampai harus bergantian memakai mesin tik karena sarana yang terbatas,” kenangnya.
“Saya merasa cukup bangga sebagai wartawan di Indonesia bisa menikmati fasilitas media senter semegah ini,” sambungnya.
Dikatakannya perhelatan PON pembuktian pembinaan olahraga semua daerah di Indonesia. “Sangat bagus untuk membuktikan keberhasilan pembinaan olahraga di daerah masing masing. Sementara bagi atlet momen PON adalah arena yang sangat bagus untuk menapai karier yang lebih tinggi hingga ia bisa dipromosikan menjadi atlet nasional dipilih oleh Platnas. Asian Games dan paling bagus lagi di Olympiade,” imbuhnya.
Pernyataan yang sama diungkapkan Ketua Bidang Media dan Humas Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XXI Aceh-Sumut, Raja Parlindungan Pane.
Ia memastikan pusat media atau media center utama PON di Sumut telah bertaraf internasinal. Ia menyebut media senter utama memenuhi berbagai kebutuhan dengan fasilitas bekerja yang nyaman.
Mulai dari jaringan internet yang kuat, ada konfrensi pers yang perharinya bisa 2 hingga 3 kali. Ada kursi pijat bahkan ada juga ahli pijat langsung orangnya. juga ada musik, fasilitas makanan yang diberikan makan siang dan malam.
“Saya pernah meliput SEA Games, sepakbola dunia di Amerika. Sepanjang PON di Indonesia belum ada selengkap media centernya Sumut, ini fasilitasnya sudah menyamai asian Games,” ujarnya.
Raja menyebut keberadaan satelit yang berada di media senter utama Santika dan dua lainnya yaitu di arena stadion Lubuk Pakam dan di GOR Serbaguna Pancing semakin mempermudah publikasi penyiaran PON.
Hal yang sama diungkapkan Kharirunnisah Amelia Putri, bidang Humas Aquatik berlokasi di kolam renang Selayang. Gadis yang akrab disapa Nisa menjelaskan Media Center Aquatik buka sejak pukul 8.00 Pagi hingga para wartawan pulang.
“Tutupnya gak tentu kak. Bisa juga sampai jam 11 malam. Tergantung jam berapa wartawannya pulang,” jelasnya.
Dikatakannya media senter Aquatik terdapat pasilitas wifi gratis, dua televisi dan fasilitas makan gratis mulai dari sarapan, makan siang hingga makan malam.
“Dilengkapi dengan snack juga 3 kali sehari dan kopi sachet dan air galon panas dan dingin,” terang Nisa.
Dengan segala fasilitas yang diberikan, Miftah, salah seorang jurnalis asal Jakarta mengaku puas. “Hanya saja masukannya dari saya maunya data para atlet itu harus tersentralisasi. Saya pikir kurangnya dalam hal itu,Kita masih suka kebingungan mencari data para atlet,” imbuhnya padahal data itu sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan atlet berdasarkan cabor yang diikuti. (PB PON XXI SUMUT/Els, Aidul)